Lebih Efisien, Kementan Ajak Petani Berbudidaya Padi Sehat
By Admin
nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya agar petani mampu meningkatkan produksi pangan, khususnya padi. Salah satunya dengan berbudidaya tanaman sehat. Selain mutu padi lebih baik, biaya produksi juga menjadi efisien, sehingga petani akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.
"Kalau belum bisa budidaya organik sepenuhnya, lakukan budidaya sehat. Salah satunya menekan biaya produksi dari penggunaan pestisida maupun pupuk," ungkap Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi di Jakarta, Senin (2/9).
Cara budidaya padi sehat ini menurut Suwandi, petani bisa membuat pupuk sendiri jika memang tidak sanggup dengan pupuk bersubsidi. Misalnya dengan membuat pupuk kompos dari jerami dan limbah ternak. Begitupula dengan pestisida, petani bisa membuat pestisida hayati dan nabati sendiri. "Para penyuluh akan mengajarkan itu semua. Lebih ramah lingkungan ada PHT juga," ujarnya.
Jika sarana produksi itu semua (pupuk dan pestisida) bisa dibuat sendiri, maka biaya input akan menurun. "Rupiah per hektar (biaya produksi) akan menurun, sehingga ketika harga jatuh, petani masih mendapatkan untung," katanya.
Lebih lanjut Suwandi mengatakan, berbudidaya sehat juga tidak hanya dengan mengupayakan pupuk dan pestisida, tetapi juga menanami pematang dengan sayuran maupun refugia. "Nantinya sayuran atau refugia tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya predator hama OPT. Sehingga petani tidak perlu banyak mengeluarkan biaya banyak untuk membasmi hama," tuturnya.
Rasakan Manfaat
Kementan memang tengah mendorong pengembangan budidaya tanaman sehat dengan pertimbangan bahwa peningkatan populasi hama OPT justru karena tingginya ketergantungan terhadap pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan ditenggarai dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama.
Hasil dari pengembangan budidaya tanaman sehat yang dilakukan pada tahun 2017, menunjukkan bahwa petani yang awalnya gagal panen kini dapat berproduksi rata-rata sebesar 11 ton/ha, jauh lebih tinggi dibandingkan budidaya normal yang rata-rata produksinya sebesar 8 ton/ha. Pada tahun ini, program budidaya tanaman sehat dikembangkan seluas 24.000 ha di daerah endemis serangan.
Salah satu petani Karawang yaitu Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sri Rahayu di Kampung Waluya Desa Kertawaluya Kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang, Kardi mengakui, merasakan betul manfaat dari budidaya sehat yang telah dilakukannya sejak tahun 1990an. "Benar-benar menekan biaya produksi bagi kami. Meskipun harga gabah lagi turun, tapi untungnya masih lumayan. Apalagi pas harga (gabah) lagi tinggi," tuturnya.
Bersama petani lainnya di hamparan seluas 67 ha, menurut Kardi, dengan budidaya padi sehat dapat memutus rantai OPT. Petani anggota kelompoknya melakukan budidaya padi-padi-palawija seperti kedelai. "Setahun 3 kali tanam tapi ya disela dengan palawija. Mau kedelai mau jagung. Karena kalau tanam padi lagi, pernah coba malah gagal panen," tuturnya.
Mengenai pertanaman refugia, dirinya tertarik untuk mencobanya. "Mudah-mudahan bisa semakin menekan biaya pestisida dan petani bisa mendapatkan untung lebih besar lagi," ungkapnya. (pr/eg)